Selasa, 09 April 2013

Masa Sulit...

Satu atau dua kali dalam sebulan, saya selalu menyempatkan diri untuk hunting bahan-bahan yang akan digunakan sebagai jilbab di Surabaya. Berburu kain, renda dan pernak-pernik konveksi untuk jilbab produksi saya. Tak jarang  iseng-iseng saya menyempatkan diri melihat-lihat ke toko bahan konveksi, yaa...benar-benar sekedar melihat-lihat, terkadang aktivitas itu bisa menimbulkan inspirasi untuk karya saya selanjutnya. Entah itu produk untuk produk ANNORA atau pun PURPLE HIJAB.

Tiap-tiap Brand produk saya memiliki karakteristik sendiri. ANNORA memiliki pangsa pasar muslimah yang sudah seatle dengan style jilbabnya. Yaitu mereka yang menyukai jilbab lebar yang syar'i, konsep jilbabnya santun namun tetap memiliki desain yang feminin, cantik dan unik, tentu saja dengan kualitas jahitan yang rapi.
Sementara PURPLE HIJAB. mengusung tema muslimah yang ingin menutup auratnya dengan sempurna, namun tetap ingin tampil fashionable, karena itu seluruh pasmina,  pasmina instan dan inner yang diproduksi PURPLE HIJAB, semuanya covering chest.
Lain lagi dengan Jilbab Cantiq Malang, sebagai toko online bervisi sebagai grosir jilbab murah tentu saja mengedepankan harga yang murah, dan model yang up-date.Karena harganya yang murah tentu saja kwalitasnya tidak sebagus PURPLE HIJAB dan ANNORA.  Tetapi Jilbab CantiQ Malang, insyaallah tetap termurah dikelasnya.

...........................................................

Kembali ke cerita tadi, biasanya setiap kali hunting bahan jilbab ke surabaya, saya selalu meminta mba iin, kakak saya untuk menemani.
Hari sabtu ini saya dan  mba iin kembali berjanji untuk hunting ke surabaya. Setelah seharian keluar masuk pasar, membeli aneka kebutuhan konveksi, dalam perjalanan pulang tiba-tiba kakak saya menyeletuk. "Huufff kalo diingat-ingat yaa... dulu itu kamu nekat sekali, keluar kota sendiri hanya untuk ikut pameran.Padahal tiap kali kamu pameran aku selalu ngak setuju." Cetus mba iin.
Saya terdiam mendengkar kata-kata itu. Lalu lintasan masa lalu itu pun segera berloncatan dari memori kepala saya.
"Memang kenapa mba iin nga setuju aku pameran keluar kota saat itu?" tanya saya.
"Yach belum tentu laku, belum tentu untung, tapi sudah jelas kamu harus keluar banyak uang untuk bayar Stand pameran, bayar karyawan yang bantu jaga stand dan biaya transportasi yang tidak murah." jelas kakak saya.

Saya pun tercenung.Ya? Kenapa saya dulu mau susah-susah keluar kota untuk pameran?
Karena hanya itulah, hal terbaik yang bisa saya lakukan saat itu. Saat itu saya sedang dalam tahap merintis usaha. Jual beli online belum sepopuler sekarang. 
Facebook juga belum ada di indonesia. Sementara mengandalkan kunjungan orang yang belanja kerumah tentu tidak cukup. Ada 2 anak yang menjadi tanggung jawab saya, ada karyawan yang yang harus saya gaji setiap bulannya. Kalau saya tidak nekad pameran ke luar kota, dengan apa saya bisa membayar semua tanggung jawab itu? Bahkan sekali pun saya tahu, untuk sebuah pameran taruhannya kalau ngak untung ya buntung. Saya akan tetap nekad pameran ke luar kota, karena mungkin saat itu ilmunya masih segitu.

Salah satu foto pameran yang pernah saya ikuti, nampaknya ini satu-satunya foto yang berhasil saya selamatkan, saat itu saya masih memasarkan jilbab saya lewat pameran dari satu kota ke kota yang lain

Tiap kali akan berangkat pameran keluar kota, dalam hati saya menangis, ya allah kenapabegitu sulithidup saya? bekerja hanya demi beberapa lembar rupiah, harus meninggalkan anak-anak saya selama semingu, bersama mba-mba karyawan saya yang ikut tidur di rumah dan mempercayakan pengasuhan mereka di tangan seorang pengasuh. Tiap kali akan mobil yang saya pinjam berangkat meninggalkan rumah kontrakan saya, dalam hati saya selalu menjerit, "Ya allah saya minta jatah rejeki buat anak-anak saya...bukankah engkau sangat kaya?"
Itu saja tidak cukup, dipalak polisi ditengah jalan sudah jadi makanan tiap berangkat atau pulang pameran.Mobil mogok di hutan, ban kempes, mobil terbakar cukup untuk membuat saya sport jantung, Sopir hanya saya bayar untuk mengantar ke pameran sesampai ditujuan dia kembali pulang dan menjemput kami lagi saat pameran selesai.


Selama pameran berlangsung, saya ditemani seorang  karyawan  -yang juga perempuan--  Kami berdua adalah satu-satunya peserta pameran perempuan yang tidur di stand, peserta lain yang tidur di stand adalah laki-laki. Masyaallah melas banget kalo mengingat itu semua. Teman-teman pameran menjuluki kami perempuan pameran. Lebih menyedihkan lagi kalo pulang pamean ngak bawa uang. Lho kok bisa? Yach bayangkan saja bayar stand 2,5 juta, biaya transportasi, gaji karyawan  dan makan 1 minggu 1,3juta, terjual dalam satu minggu 7 juta, kalo keuntungan 20 % artinya total laba 1.4 juta, jadi keuntungan bersih 1 minggu 100 ribu. Artinya, dalam seminggu saya hanya digaji 100 ribu. He..he..he..Kalo pas untung omset bisa mencapai 10-15 juta per minggu. Untuk nilai uang saat itu, (tahun 2008 atau 2009-an) omset segitu sudah bagus banget buat saya. Masalahnya tidak setiap pameran bisa mencapai omzet yang bagus.
Saya sudah beberapa kali mengikuti pameran. Ke Jogja, solo, ponorogo, malang.
Tentu saja jika omset pameran saya rendah mungkin karena saat itu saya sedang belajar, belajar berdagang, strategi marketing dll. Rupanya saat itu Allah sedang mengajarkan banyak hal buat saya.
Atau omzet saya rendah karena model jilbab saya kurang variatif.
Alhamdulillah semua itu sudah terlewati, banyak hal yang sudah Allah ajarkan pada saya.Tanpa masa sulit sulit itu mustahil bisa ada masa sekarang, justru karena telah melewati masa sulit itulah akhirnya sekarang saya bisa sampai di titik ini.

So kalau anda sekarang sedang berada pada masa sulit, tenang saja, roda berputar... tidak akan selamanya anda anda dibawah. Yang penting tetap melakukan yang terbaik, sertakan Allah dalam setiap langkah, istiqomah, kerja keras, lakukan yang terbaik dan jangan lupa sedekah. Selebihnya biarkan tangan-tangan Allah yang bekerja. U will see. Roda berputar, kalo masa kejayaan anda tiba, anda akan mengingat masa sulit itu sebagai sesuatu yang manis. ^__^


it's me indah Triwahyuni
(Hijab Designer of ANNORA and PURPLE HIJAB)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar